Selasa, 20 Oktober 2009

EDUCATION PLANNING

Setahun yang lalu kota KARANGANYAR dilanda musibah tanah longsor.Beberapa perubahan terlihat pada sejumlah bangunan yang dulu sempat roboh. Namun,ada pula bangunan yang tak terlihat bekas perbaikan.

Usut punya usut
,kendala keuanganlah yang membuat si empunya rumah memilih untuk tidak memperbaiki rumahnya-meskipun roboh.
"Total bantuan yang kami terima hanya Rp 6juta.Uang segitu bisa buat apa kalau maunya untuk mendirikan rumah?"aku Tarmuji,salah seorang korban tanah longsor dari Desa Nglegok. Dalam kesempatan itu, sebagai bentuk kepedulianya, Tim AEP menyerahkan bingkisan dua paket stationary berikut dana subsidi keperluan pendidikan kepada Wiwik Anjarsari dan Sri Wahyu Astuti. Mereka adalah kakak beradik, anak Tarmuji.
"Sebagai respons atas keadaan yang menimpa keluarganya, Wiwik dan Sri pun mengungkapkan ambisinya untuk menjadi anggota legislatif.Kenapa?Menurut kedua bocah ini,hanya dpundak anggota Dewan-lah nasib rakyak bisa dprjuangkan."Nanti kalau sudah besar saya ingin menjadi anggota DPR. Bukan di Karanganyar,tapi DPR RI yang di Jakarta,"Kata Sri.
"Sengaja ia pengin beraktifitas di Pusat, karena kalau hanya menjadi anggota DPRD di Karanganyar,ia pasti tidak bisa membantu orang se-desanya yang sedang dalam kesulitan."Kalau jadi anggota DPR di jakarta,gajinya besar dan dtakuti. Jadi kami pasti bisa membantu kesusahan orang desa ini,"timpal Wiwik, dengan nada polos.
Hal unik yang terlontar dari kepolosan kedua bocah kecil ini adalah bagaimana mereka melihat arti penting pendidikan.Buat mereka, sekolah hanya cukup sampai SMP atau SMA. Sebab,untuk mengejar cita-cita mereka,mereka tidak harus mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi,"Pak Harto saja yang sekolahnya hanya sampai SMP,bisa menjadi presiden.Terus,anggota DPR di jakarta yang punya rumah mewah di dekat Tawangmangu itu katanya bekas preman terminal dan sekolahnya hanya sampai SMP."lanjut mereka.
Apapun adanya dan seperti apa pun pandangan mereka adalah anak yang tumbuh dari lingkungan sarat penderitaan yang perduli terhadap kondisi lingkungannya.Itu sebabnya,cita-cita utama mereka adalah mengentaskan warga di lingkungan agar terbebas dari penderitaan. Semoga pergesekan lingkungan dan pergerakan waktu akan bisa mencerahkan pemikiran mereka dalam menggapai cita-cita,Amin.

Nah dari temen2 blogger!apakah temen2 juga setuju dengan pemikiran Wiwik dan Sri,klo untuk mengejar cita2 g perlu pendidikan yang tinggi???????



Wajah-wajah anak bangsa

1 Comment:

  1. ria imut said...
    Mantabz Neng...!!

Post a Comment